Jumat, 15 Januari 2010



menantang ganasnya angin malam sambil menikmati buah duren jatuhan di pakuan aji.


selalu ada hikmah di balik acara mancing mania


MENJELAJAH ALAM WAY KANAN










Perjalanan anak-anak kangcute adventures ke Way Kanan sebenarnya adalah kunjungan ke rumah saya, yang terletak di Kecamatan Rebang Tangkas Kabupaten way kanan, tetapi karena letak rumah saya yg cukup jauh dan ndeso atau malah hutan (hehehe) jadi perlu dimasukan kedalam agenda touring..

Setelah menentukan hari dan tanggal yang tepat (tapi tanpa buka primbon lho) akhirnya rombongan/gerombolan anak-anak KTT menstater sepeda motor dari base camp KTT di Kota Metro. Rombangan yang berangkat saat itu berjumlah 7 ekor, karena yang laen pada punya alibi masing2 buat kagak ikut, meskipun dengan sedikit kecewa, mereka melepaskan keberangkatan kami.

Perjalanan ditempuh dengan lancar karena jalan yang kami lalui adalah jalur lintas tengah yang lumayan mulus. Setelah 3 jam melalui kabupaten Lampung Tengah, dan menyebrangi Kabupaten Lampung Utara akhirnya gerbang Way Kanan pun dengan ramah menyambut kami, dari sini saya tawarkan ke temen-teman mau lewat jalan pintas (lewat Banjit) atau lewat Simpang Empat yang rutenya sedikit memutar tapi jalannya hot mix punya.

Karena udah sore mereka sepakat pilih jalan pintas. Ya udah, rasain aja jalan yang hot max yang bener2 bikin pantat jadi hot, yaitu lewat daerah Banjit, berkeliling didaerah ini serasa berada di pulau dewata, karena disepanjang jalan banyak terdapat pura dan patung2 ukiran khas Bali sebab mayoritas masyarakat disini adalah suku bali yang beragama Hindu, dan sekitar pukul 04.00 akhirnya kami tiba juga di rumah, sebagai pelepas dahaga saya persilahkan mereka memanjat dan menikmati buah kelapa muda segar dari kebun dibelakang rumah.

hari kedua pagi-pagi sekali mereka saya ajak untuk kungkum atawa ciblon atau mandi di kali way tahmi yang tidak jauh dari desa saya, sungai yang lumayan gede dan boleh dibilang masih alami, airnya sangat bening dan sejuk dengan tepian batu-batu kali dan latar belakang kebun dan hutan. agak siang setelah memancing beberapa ekor lele di kolam belakang mereka saya ajak untuk menyantap lele bakar di penggir sungai tahmi juga, tapi yang bagian atas, yang terletak di lingkungan konservasi hutan kawasan, sehingga untuk menuju ke sana saja harus melalui medan yang cukup ekstrim (menurut mereka hehe) karena sisi sepanjang sungai adalah tebing yang terjal.

Hari ketiga kami mengunjungi objek wisata curup (air terjun) gangsa yang terletak di kaki bukit Dusun Tanjung Raya, kecamatan Kasui. Air terjun ini bersumber dari patahan sungai Way Tangkas yang mengalir dari relung-relung punggung bukit punggur meliuk-liuk melalui dusun Tanjung Kurung Lebak Paniangan, dengan ketinggian +50 meter , diselimuti kabut dan belaian desir angin semilir berterbangan membawa embun yang sejuk menambah suasana semakin alami. saat cuaca cerah, kita dapat melihat biasan warna pelangi yang dipantulkan oleh percikan air curup. Pada saat tengah malam dalam suasana sepi sering terdengar suara gemerincing bagaikan suara seluring Gangsa, konon dari suara inilah nama Curup gangsa oleh masyarakat sekitar menjadi nama objek wisata, yang berjarak sekitar 50 km. dari pusat ibukota Kabupaten.

Ini adalah beberapa hasil bidikan anak-anak KTT yang kurang maksimal karena masih amatiran dan hanya menggunakan kamera handphone (hehehe).



lele bakar

way tahmi